LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID
"SUSPENSI IBU PROFEN"
Disusun oleh:
1. citra yuliana margiasih
2.Fenny Rahmawati
3.susi susanti
Kata
pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat ,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semi Solid Dan Liquid ini,yaitu
“Suspensi Bufen” Dan kami juga berterima kasih kepada Ibu Dra Yetri Elisya
Farm.,Apt dan Ibu Indri Astuti H,S.Si,Apt selaku Dosen mata kuliah Laporan
Praktikum Teknik Sediaan Semi Solid Dan
Liquid yang telah membimbing kami.
Kami sangat berharap Laporan ini dapat berguna dan dimengerti.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Untuk itu, Kami berharap adanya kritik,saran, dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya dan juga bermanfaat,sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan terima kasih.
Jakarta
,24 mei 2015
penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar................................................................................................................ 1
Daftar
Isi.......................................................................................................................... 2
I.Tujuan
Percobaan.......................................................................................................... 3
II.Latar
Belakang
A. Teor...................................................................................................................... 3
B. Prinsip.................................................................................................................. 6
C. Zat
Aktif: Penggunaan,Farmakologi,Dosis......................................................... 6
III.Preformulasi
Dan Permasalahan Farmasetik
A. Preformulasi
Zat Aktif......................................................................................... 7
B. Permasalahan
Farmasetik..................................................................................... 7
C. Preformulasi
Zat Aktif......................................................................................... 7
IV.Metoda
A. Formulasi............................................................................................................. 8
B. Penimbangan........................................................................................................ 9
C. Alat
Dan Bahan................................................................................................... 9
D. Prosedur
Pembuatan............................................................................................ 9
E. Evaluasi................................................................................................................ 10
V.Pembahasan
................................................................................................................ 13
VI.Kesimpulan................................................................................................................. ` 13
VII.Daftar
Pusaka........................................................................................................... 13
VII.Etiket........................................................................................................................ 14
I.
Tujuan
Percobaan
Mengenal
dan memahami cara pembuatan dan komposisi bahan dalam sediaan suspensi dan
memahami cara evaluasinya
II.
Latar
Belakang
A.
Teori
Dasar
Menurut Farmakope Edisi 3 hal 32, Suspensi
adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak
larut,terdispersi dalam cairan pembawanya.
Menurut Farmakope Edisi 4 hal 17, Suspensi
adalah sediaan yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
dalam fase cair.
Menurut IMO halaman 149 , suspense
adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak
larut,terdispersi dalam cairan pembawa.
Menurut Formularium Nasional Hal 3,
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung
obat padat,tidak melarut,dan terdispersi sempurna dalam cairan pembawa,atau
sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus,dengan atau
tanpa zat tambahan yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang
ditetapkan.
Menurut Leon Lacham hal 985,
Suspensi adalah sistem heterogen yang terdiri
dua fase.Fase continue atau fase luar umumnya merupakan cairan atausemi
padat,dan fase terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel-partikel kecil
yang pada dasarnya tidak larut,tetapi seluruhnya dalam fase continue.Zat yang
tidak larut bias dimasukkan untuk absorbs fisiologi atau untuk fungsi pelapisan
dalam dan luar.
Macam-macam
suspensi
1.) Suspensi
oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang
terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaromayang sesuai, yang ditujukan
untuk penggunaan oral.
2.) Suspensi
local adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus
yang terdispersi dalam cairan pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan
kulit.
3.) Suspensi
tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang
ditunjukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
4.) Suspensi
oflamik adalah sedian cair steril yang mengandung partikel sangat halus yang
terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
5.) Suspensi
untuk injeksi terkontitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa
yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan suspensi. steril
setelah penambahan bahan yang sesuai.(ilmu resep syamsuni hal 125).
Syarat – syarat suspensi
Menurut
Farmakope Edisi 3 Halaman 32 :
1.) Suspensi
terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
2.) Jika
dikocok harus segera terdispersi kembali
3.) Dapat
mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas
4.) Kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan di tuang.
Menurut
Farmakope Edisi 4 Halaman 18 :
1.) Suspensi
tidak boleh diinjeksikan secara intra vena dan intra rectal
2.) Suspensi
yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat anti
mikroba.
3.) Suspensi
harus dikocok sebelum digunakan
4.) Suspensi
harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
Kriteria suspensi yang baik
Menurut
Liberman , suspense yang ideal atau suspense yang diinginkan harusnya memiliki:
1.) Idealnya
bahan-bahan terdispersi harus tidak mengendap dengan cepat pada dasar wadah.
Bagaimanapun juga dikatakan termodinamika tidak stabil sebagai cenderung
mengendap. Oleh karena itu seharusnya siap terdispersi kembali membentuk
campuran yang seragam dengan pengocokan sedang dan tidak membentuk cake.
2.) Sifat
fisika seperti ukuran partikel dan viskositasnya harus tetap konstan selama
penyimpanan produk.
3.) Viskositasnya
memungkinkan untuk mudah mengalir dari wadah ( mudah dituang) untuk penggunaan
luar,produk harus cukup cair tersebar secara luas melalui daerah yang
diinginkan dan tidak boleh terlalu bergerak.
4.) Suspense
untuk pemakaian luar sebaiknya cepat kering dan memberi lapisan pelindung yang
elastic dan tidak cepat hilang
5.) Harus
aman, efektif,stabil,elegan secara farmasetik selama penyimpanan.
6.) Suspense
kembalinya harus menghasilkan campuran yang homogen dari partikel obat yang
sama dipindahkan secara berulang-ulang.
Stabilitas suspensi (Lachman 2008)
Faktor
yang mempengaruhi stabilitas suspense yaitu:
1.) Ukuran
partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan
luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspense
itu.hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas
penampangnya sedangkan antar penampang dengan daya tekan keatas merupakan
hubungan linier.artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas
penampangannya (Lachman ,2008).
2.) Kekentalan
/ Viskositas
Kekentalan suatu caian mempengaruhi pula
kecepatan aliran dari cairan tersebut,makin kental suatu cairan kecepatan
alirannya makin turun (kecil).
3.) Jumlah
Partikel / Konsentrasi
Apabila didalam suatu ruangan berisi
partikel dalam jumlah besar,maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan
yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut (Lachman,2008)
Benturan itu akan menyebabkan
terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi
partikel,makin besar kemungkinan terjadi endapan partikel dalam waktu yang
singkat.
4.) Sifat
/ muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar
terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu
sama.Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut
yang menghasilkan bahan sukar larut dalam cairan tersebut.Karena sifat bahan
tersebut sudah merupakan sifat alami,maka kita tidak dapat mempengaruhi
(lachman,2008) ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan
mixer,homogenizer,colloid mill dan mortar.Sedangkan viskositas fase eksternal
dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yg dapat larut kedalam cairan
tersebut.bahan-bahan pengental ini sering disebut suspending agent (bahan
pensuspensi), umumnya bersifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
Keuntungan
sediaan suspensi
1.) Bahan
obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepas
obat
2.) Beberapa
bahan tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan
3.) Obat
dalam sediaan suspense rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan karena ada
rasa obat yang tergantung kelarutannya.
Kerugian Sediaan Suspensi
1.) Rasa
obat dalam larutan lebih jelas
2.) Tidak
praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain,misalnya pulveres,tablet
dan kapsul
3.) Rektan
terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan
dalam larutan dimana terdapat air sebagai katalisator (Anief,M,1987)
B. Prinsip
-Cara mengerjakan obat dalam suspensi
1.)
metode dispersi : serbuk terbagi halus didispersikan di dalam cairan pembawa
,umumnya sebagai cairan pembawa adalah air. Perlu diketahui bahwa kadang-kadang
terjadi kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam cairan pembawa ,hal
tersebut dikarenakan aanya udara,lemak,atau kontaminan pada serbuk.serbuk yang
sangat halus mudah kemasukan udara
sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk dibasahi tergantung besarnya
udara sudut kontak antara zat
terdispersi dengan medium. Bila sudut kontak 90 serbuk akan mengembang diatas
cairan. Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat hidofob. Untuk menurunkan
tegangan antar muka antara partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu
ditambahkan zat pembasah atau wetting agent.
2.)
metode pracipitasi : zat yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu dalam
pelarut organic yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut
organic diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air akan terjadi endapan
halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi. Cairan organic tersebut adalah
etanol,propilenglikol,dan polietilenglikol
-sistem
pembentukan suspensi
1.)
deflokulasi
a.
partikel suspense dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain
b.
sedimentasi yang partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal
c.
sediaan terbentuk lambat
d.
diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi
2.)
flokulasi
a.
partikel merupakan agregat yang basa
b.
sedimentasi terjadi begitu cepat
c. sedimen tidak membentuk cake yg keras
dan padat dan mudah terdispersikembali seperti semula.
C. Zat
Aktif
-penggunaan
Ibuprofen berkhasiat sebagai antiinflamasi dan
analgetik –antipiretik.
-Farmakologi
Ibuprofen adalah derivate asam fenil propionate dari kelompok obat anti
inflamasi nonsterod (OAINS).ibuprofen bekerja melalui penghambatan enzim
siklooksigenase pada biosintesis prostaglandin sehingga asam arakidonat menjadi
PG-G2 terganggu. Prostaglandin berperan pada pathogenesis inflamasi,analgesia
dan demam.dengan demikian ibuprofen mempunyai efek antiinflamasi dan analgetik
– antipiretik.Aktivitas analgesik ibuprofen dengan cara menghambat enzim
siklooksigenase dengan akibat terhambatnya sintesis prostaglandin yaitu,suatu
zat yang bekerja pada ujung-ujung saraf jaringan tubuh yang sakit.Aktivitas
antipiretiknya bekerja di hipotalamus dengan meningkatkan vasodilatasi dan
aliran darah periferal.
III.
Preformulasi
dan Penambahan Farmasetik
A. Preformulasi
Zat Aktif
Nama Resmi
|
IBU PROFENUM
|
SUMBER
|
Nama Lain
|
Ibu profen
|
FI
EDISI IV Halaman 449
|
Struktur
|
-
|
FI
EDISI IVHalaman 449
|
Rumus Molekul
|
FI
EDISI IV Halaman 449
|
|
Berat Molekul
|
206,28
|
FI
EDISI IV Halaman 449
|
Pemerian
|
Serbuk hablur
,putih hingga hampir putih;berbau khas lemah
|
FI
EDISI IV Halaman 449
|
Kelarutan
|
Praktis tidak
larut dalam air; sangat mudah larut dalam etanol,dalam methanol,dalam aseton
dan dalam kloroform; sukar larut dalam etil asetat.
|
FI
EDISI IV Halaman 449
|
Khasiat
|
Analgesic dan
anti piretik
|
FI
EDISI IV Halaman 449
|
Wadah dan
penyimpanan
|
Dalam wadah
tertutup rapat
|
FI
EDISI IV Halaman 449
|
B. Permasalahan
Farmasetik
-
Endapan suspense bufen akan terjadi
sangat lama dikarenakan partikel terlalu ringan
C. Preformulasi
zat tambahan
Nama Resmi
|
CarboxymethylcellulosumNatricum
|
SUMBER
|
Nama Lain
|
CMC Na
|
FI
EDISI IV Halaman 175
|
Pemerian
|
Serbuk atau
granul,putih sampai krem; higroskopik
|
FI
EDISI IV Halaman 175
|
Kelarutan
|
Mudah
terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal;tidak larut dalam
etanol,dalam eter dan dalam pelarut organic lain
|
FI
EDISI IV Halaman 175
|
Khasiat
|
Suspending
agent
|
DEPKES RI,1995
|
pH
|
Antara 6,5 Dan
8,5
|
FI
EDISI IV Halaman 175
|
Wadah dan penyimpanan
|
Dalam wadah
tertutup rapat
|
FI
EDISI IV Halaman 175
|
Nama Resmi
|
Natrii Benzoas
|
SUMBER
|
Nama Lain
|
Natrium
Benzoat
|
FI
IV Hal
|
Struktur
|
||
Rumus molekul
|
||
BM
|
144,11
|
|
Pemerian
|
Granul atau
serbuk hablur,putih;tidak berbau atau praktis tidak berbau ;stabil di udara
|
|
Kelarutan
|
Mudah larut
dalam air ,agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol
90%
|
|
Khasiat
|
Pengawet
|
|
Konsentrasi
|
0,02% - 0,5%
|
|
Wadah dan penyimpanan
|
Dalam wadah
tertutup baik
|
Nama Resmi
|
Essens leci
|
SUMBER
|
Pemerian
|
Cairan
berwarna putih dan bau khas buah leci
|
DEPKES
RI,2010
|
Mudah larut
dalam air
|
DEPKES
RI,2010
|
|
Khasiat
|
Odoris
|
DEPKES
RI,2010
|
Nama Resmi
|
SIRUPUS SIMPLEX
|
Sumber
|
Nama Lain
|
Sirup gula
|
FI
III Halaman 567
|
Pemerian
|
Cairan jernih,
tidak berwarna
|
FI
III Halaman 567
|
Wadah dan
penyimpanan
|
Dalam wadah
tertutup rapat, ditempat sejuk
|
FI
III Halaman 567
|
Nama Zat aktif
|
AQUA
DESTILLATA
|
Sumber
|
Struktur
|
-
|
-
|
Rumus molekul
|
H2O
|
FI Edisi III Hal.96
|
Berat molekul
|
18,02
|
FI Edisi III Hal.96
|
Pemerian
|
Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
|
FI Edisi III Hal.96
|
Titik Beku
|
-
|
-
|
Kelarutan
|
-
|
-
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik
|
FI Edisi III Hal.96
|
IV.
METODA
A. Formula
|
B. Perhitungan
dan Penimbangan
Perhitungan
1.) Ibuprofen
100mg = 100mg / 5ml x 300mg = 6000 mg
2.) CMC
Na 0,5% = 0,5% x 300 ml = 1,5 gram
3.) Air
CMC Na = 20 x 1,5 gram = 30 ml
4.) Na.Benzoat
5mg = 5mg / 5ml x 300 ml = 300 mg
5.) Sir.simplex
1,5 ml = 1,5 ml / 5ml x 300 ml = 90 ml
6.) Essensi
leci 2 tetes x 5 = 10 tetes
7.) Aqua
ad 300 ml
Penimbangan
No
|
Nama Obat
|
Penimbangan
|
1.
|
Ibuprofen
|
6000 mg
|
2.
|
CMC Na
|
1,5gram
|
3.
|
Natrium
Benzoat
|
300 mg
|
4.
|
Sirupus
Simplex
|
90 ml
|
5.
|
Essensi leci
|
10 tetes
|
6.
|
Aquadest
|
Ad 300 ml
|
C. Alat
dan Bahan
No.
|
Alat
|
Bahan
|
1.
|
Timbangan
|
Ibuprofen
|
2.
|
Anak Timbangan
|
CMC Na
|
3.
|
Sendok tanduk
|
Natrium
Benzoat
|
4.
|
Beaker Glass
|
Sirupus
Simplex
|
5.
|
pH meter universal
|
Essensi leci
|
6.
|
Kertas Perkamen
|
Aquadest
|
7.
|
Batang pengaduk
|
|
8.
|
5 buah Botol 60 ml
|
|
9.
|
Lumpang dan alu
|
|
10.
|
Pipet plastic
|
|
11.
|
Gelas Ukur 100ml
|
|
12.
|
Pipet filler
|
|
13.
|
Piknometer
|
|
14.
|
Viscometer
|
D. Prosedur
Pembuatan
1.) Kalibrasi
botol
2.) Timbang
semua bahan obat
3.) Masukkan
CMC Na kedalam beaker glass tambahkan aquadest sebanyak 30 ml lalu lebur diatas
waterbath
4.) Masukkan
CMC Na yang sudah terbentuk kedalam ibuprofen lalu gerus ad homogen
5.) Tambahkan
sirupus simplex sedikit demi sedikit lalu gerus ad homogen
6.) Lalu
lebur diatas waterbath sampai tidak ada gumpalan
7.) Larutkan
essensi leci ad larut
8.) Sesudah
dilebur lalu tambahkan essensi leci lalu aduk ad homogen
9.) Masukkan
ke tiap-tiap botol
10.)
Lalu tambahkan aquadest ad garis tanda
E. EVALUASI
NO
|
Evaluasi dan prosedur evaluasi
|
1.
|
Organoleptis
Diamati apakah
suspensi yang dibuat sudah sesuai dengan standar elixir yaitu berupa larutan
yang mempunyai rasa dan bau yang sedap
|
2.
|
|
3.
|
Densitas (
bobot jenis )
Dilakukan
denganmenggunakan piknometer
|
4.
|
Viskositas
1.
Diisi tabung Ostwald dengan air
2.
Air harus setengah, dengan batuan pipet filler dan
air harus menyentuh garis pertama / garis paling atas
3.
Setelah itu lepaskan pipet filler ad air turun ke
garis kedua
4.
Catat waktu air ad turun dengan stopwatch
5.
Isi tabung dengan sampel
6.
Sampel harus setengah, dengan batuan pipet filler
dan sampel harus menyentuh garis
pertama / garis paling atas
7.
Setelah itu lepaskan pipet filler ad sampel turun
ke garis kedua
8.
Catat waktu sampel ad turun dengan stopwatch
|
5.
|
Evaluasi PH
Universal
Evaluasi pH
menggunakan alat pH universal ,dengan cara oleskan suspense bufen pada strip
pH meter kemudian dibersihkan lalu dicocokan warnanya dengan tingkat warna pH meter universal.
|
6
|
Evaluasi laju sedimentasi
Kecepatan
pengendapan dari partikel-partikel suspensi
|
7.
|
Evaluasi
volume sedimentasi
Perbandingan
dari volume endapan yg terjadi terhadap volume awal dari suspense sebelum
mengendap setelah suspense didiamkan.
|
8.
|
Evaluasi waktu
redispersi
Dengan cara
mengocok sediaan dalam wadahnya atau menggunakan pengocok mekanik atau
tangan.suspensi didiamkan hingga mengendap kemudian masing-masing suspense
dikocok homogeny dan dicatat waktunya.kemampuan redispersi baik bila suspense
telah terdispersi sempurna dengan pengocokan dalam waktu maksimal 30 menit
atau dengan tangan maksimum 15 kali pengocokan.
|
V. PEMBAHASAN
pada saat pembuaan suspensi ibuprofen tidak ada kendala akan tetapi setelah penyimpanan selama seminggu maka terjadilah bau tengik pada suspensi kami