Senin, 29 Juni 2015

Laporan Praktikum teknologi sediaan semi solid dan liquid SUSPENSI IBU PROFEN



LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID 
"SUSPENSI IBU PROFEN"
Disusun oleh:
1. citra yuliana margiasih
2.Fenny Rahmawati
3.susi susanti


Kata pengantar


            Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat ,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semi Solid Dan Liquid ini,yaitu “Suspensi Bufen” Dan kami juga berterima kasih kepada Ibu Dra Yetri Elisya Farm.,Apt dan Ibu Indri Astuti H,S.Si,Apt selaku Dosen mata kuliah Laporan Praktikum  Teknik Sediaan Semi Solid Dan Liquid  yang telah membimbing  kami.
            Kami sangat berharap Laporan ini dapat berguna dan dimengerti. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, Kami berharap adanya kritik,saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
            Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan juga bermanfaat,sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan terima kasih.

                                                                                                Jakarta ,24 mei 2015

                                                                                                            penyusun










DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................    1
Daftar Isi..........................................................................................................................    2
I.Tujuan Percobaan..........................................................................................................    3
II.Latar Belakang
A.    Teor......................................................................................................................    3
B.     Prinsip..................................................................................................................    6
C.     Zat Aktif: Penggunaan,Farmakologi,Dosis.........................................................    6
III.Preformulasi Dan Permasalahan Farmasetik
A.    Preformulasi Zat Aktif.........................................................................................    7
B.     Permasalahan Farmasetik.....................................................................................    7
C.     Preformulasi Zat Aktif.........................................................................................    7
IV.Metoda
A.    Formulasi.............................................................................................................    8
B.     Penimbangan........................................................................................................    9
C.     Alat Dan Bahan...................................................................................................    9
D.    Prosedur Pembuatan............................................................................................    9
E.     Evaluasi................................................................................................................    10
V.Pembahasan ................................................................................................................    13
VI.Kesimpulan................................................................................................................. `  13
VII.Daftar Pusaka...........................................................................................................    13
VII.Etiket........................................................................................................................    14









I.                  Tujuan Percobaan
Mengenal dan memahami cara pembuatan dan komposisi bahan dalam sediaan suspensi dan memahami cara evaluasinya
II.               Latar Belakang
A.    Teori Dasar
Menurut Farmakope Edisi 3 hal 32, Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut,terdispersi dalam cairan pembawanya.
Menurut Farmakope Edisi 4 hal 17, Suspensi adalah sediaan yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Menurut IMO halaman 149 , suspense adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut,terdispersi dalam cairan pembawa.
Menurut Formularium Nasional Hal 3, Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat,tidak melarut,dan terdispersi sempurna dalam cairan pembawa,atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus,dengan atau tanpa zat tambahan yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan.
Menurut Leon Lacham hal 985, Suspensi adalah sistem heterogen yang terdiri dua fase.Fase continue atau fase luar umumnya merupakan cairan atausemi padat,dan fase terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel-partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut,tetapi seluruhnya dalam fase continue.Zat yang tidak larut bias dimasukkan untuk absorbs fisiologi atau untuk fungsi pelapisan dalam dan luar.

Macam-macam suspensi
1.)    Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaromayang sesuai, yang ditujukan untuk penggunaan oral.
2.)    Suspensi local adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam cairan pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit.
3.)    Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditunjukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
4.)    Suspensi oflamik adalah sedian cair steril yang mengandung partikel sangat halus yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
5.)    Suspensi untuk injeksi terkontitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan suspensi. steril setelah penambahan bahan yang sesuai.(ilmu resep syamsuni hal 125).


Syarat – syarat suspensi
Menurut Farmakope Edisi 3 Halaman 32 :
1.)    Suspensi terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
2.)    Jika dikocok harus segera terdispersi kembali
3.)    Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas
4.)    Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan di tuang.
Menurut Farmakope Edisi 4 Halaman 18 :
1.)    Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intra vena dan intra rectal
2.)    Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat anti mikroba.
3.)    Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
4.)    Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
Kriteria suspensi yang baik
Menurut Liberman , suspense yang ideal atau suspense yang diinginkan harusnya memiliki:
1.)    Idealnya bahan-bahan terdispersi harus tidak mengendap dengan cepat pada dasar wadah. Bagaimanapun juga dikatakan termodinamika tidak stabil sebagai cenderung mengendap. Oleh karena itu seharusnya siap terdispersi kembali membentuk campuran yang seragam dengan pengocokan sedang dan tidak membentuk cake.
2.)    Sifat fisika seperti ukuran partikel dan viskositasnya harus tetap konstan selama penyimpanan produk.
3.)    Viskositasnya memungkinkan untuk mudah mengalir dari wadah ( mudah dituang) untuk penggunaan luar,produk harus cukup cair tersebar secara luas melalui daerah yang diinginkan dan tidak boleh terlalu bergerak.
4.)    Suspense untuk pemakaian luar sebaiknya cepat kering dan memberi lapisan pelindung yang elastic dan tidak cepat hilang
5.)    Harus aman, efektif,stabil,elegan secara farmasetik selama penyimpanan.
6.)    Suspense kembalinya harus menghasilkan campuran yang homogen dari partikel obat yang sama dipindahkan secara berulang-ulang.
Stabilitas suspensi (Lachman 2008)
Faktor yang mempengaruhi stabilitas suspense yaitu:
1.)    Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspense itu.hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya sedangkan antar penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier.artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas penampangannya (Lachman ,2008).
2.)    Kekentalan / Viskositas
Kekentalan suatu caian mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut,makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil).
3.)    Jumlah Partikel / Konsentrasi
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar,maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut (Lachman,2008)
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel,makin besar kemungkinan terjadi endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4.)    Sifat / muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama.Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan sukar larut dalam cairan tersebut.Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami,maka kita tidak dapat mempengaruhi (lachman,2008) ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer,homogenizer,colloid mill dan mortar.Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yg dapat larut kedalam cairan tersebut.bahan-bahan pengental ini sering disebut suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya bersifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).

Keuntungan sediaan suspensi
1.)    Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepas obat
2.)    Beberapa bahan tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan
3.)    Obat dalam sediaan suspense rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan karena ada rasa obat yang tergantung kelarutannya.
Kerugian Sediaan Suspensi
1.)    Rasa obat dalam larutan lebih  jelas
2.)    Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain,misalnya pulveres,tablet dan kapsul
3.)    Rektan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan dalam larutan dimana terdapat air sebagai katalisator (Anief,M,1987)


B.     Prinsip
-Cara mengerjakan obat dalam suspensi
1.) metode dispersi : serbuk terbagi halus didispersikan di dalam cairan pembawa ,umumnya sebagai cairan pembawa adalah air. Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam cairan pembawa ,hal tersebut dikarenakan aanya udara,lemak,atau kontaminan pada serbuk.serbuk yang sangat  halus mudah kemasukan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk dibasahi tergantung besarnya udara sudut kontak antara  zat terdispersi dengan medium. Bila sudut kontak 90 serbuk akan mengembang diatas cairan. Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat hidofob. Untuk menurunkan tegangan antar muka antara partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau wetting agent.
2.) metode pracipitasi : zat yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu dalam pelarut organic yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organic diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi. Cairan organic tersebut adalah etanol,propilenglikol,dan polietilenglikol
-sistem pembentukan suspensi
1.) deflokulasi
a. partikel suspense dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain
b. sedimentasi yang partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal
c. sediaan terbentuk lambat
d. diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi
2.) flokulasi
a. partikel merupakan agregat yang basa
b. sedimentasi terjadi begitu cepat
c. sedimen tidak membentuk cake yg keras dan padat dan mudah terdispersikembali seperti semula.

C.     Zat Aktif
-penggunaan
 Ibuprofen berkhasiat sebagai antiinflamasi dan analgetik –antipiretik.
-Farmakologi
   Ibuprofen adalah derivate asam fenil propionate dari kelompok obat anti inflamasi nonsterod (OAINS).ibuprofen bekerja melalui penghambatan enzim siklooksigenase pada biosintesis prostaglandin sehingga asam arakidonat menjadi PG-G2 terganggu. Prostaglandin berperan pada pathogenesis inflamasi,analgesia dan demam.dengan demikian ibuprofen mempunyai efek antiinflamasi dan analgetik – antipiretik.Aktivitas analgesik ibuprofen dengan cara menghambat enzim siklooksigenase dengan akibat terhambatnya sintesis prostaglandin yaitu,suatu zat yang bekerja pada ujung-ujung saraf jaringan tubuh yang sakit.Aktivitas antipiretiknya bekerja di hipotalamus dengan meningkatkan vasodilatasi dan aliran darah periferal.

III.             Preformulasi dan Penambahan Farmasetik
A.    Preformulasi Zat Aktif
Nama Resmi
IBU PROFENUM
SUMBER
Nama Lain
Ibu profen
FI EDISI IV Halaman 449
Struktur
-
FI EDISI IVHalaman 449
Rumus Molekul
FI EDISI IV Halaman 449
Berat Molekul
206,28
FI EDISI IV Halaman 449
Pemerian
Serbuk hablur ,putih hingga hampir putih;berbau khas lemah
FI EDISI IV Halaman 449
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut dalam etanol,dalam methanol,dalam aseton dan dalam kloroform; sukar larut dalam etil asetat.
FI EDISI IV Halaman 449
Khasiat
Analgesic dan anti piretik
FI EDISI IV Halaman 449
Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat
FI EDISI IV Halaman 449

B.     Permasalahan Farmasetik
-          Endapan suspense bufen akan terjadi sangat lama dikarenakan partikel terlalu ringan
C.     Preformulasi zat tambahan
Nama Resmi
CarboxymethylcellulosumNatricum
SUMBER
Nama Lain
CMC Na
FI EDISI IV Halaman 175
Pemerian
Serbuk atau granul,putih sampai krem; higroskopik
FI EDISI IV Halaman 175
Kelarutan
Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal;tidak larut dalam etanol,dalam eter dan dalam pelarut organic lain
FI EDISI IV Halaman 175
Khasiat
Suspending agent
DEPKES  RI,1995
pH
Antara 6,5 Dan 8,5
FI EDISI IV Halaman 175
Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat
FI EDISI IV Halaman 175

Nama Resmi
Natrii Benzoas
SUMBER
Nama Lain
Natrium Benzoat
FI IV Hal
Struktur 

Rumus molekul

BM
144,11

Pemerian
Granul atau serbuk hablur,putih;tidak berbau atau praktis tidak berbau ;stabil di udara

Kelarutan
Mudah larut dalam air ,agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%

Khasiat
Pengawet

Konsentrasi
0,02% - 0,5%

Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik


Nama Resmi
Essens leci
SUMBER
Pemerian
Cairan berwarna putih dan bau khas buah leci
DEPKES RI,2010

Mudah larut dalam air
DEPKES RI,2010
Khasiat
Odoris
DEPKES RI,2010

Nama Resmi
SIRUPUS SIMPLEX
Sumber
Nama Lain
Sirup gula
FI III Halaman 567
Pemerian
Cairan jernih, tidak berwarna
FI III Halaman 567
Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk
FI III Halaman 567

Nama Zat aktif
AQUA DESTILLATA
Sumber
Struktur
-
-
Rumus molekul
H2O
FI Edisi III Hal.96
Berat molekul
18,02
FI Edisi III Hal.96
Pemerian
Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
FI Edisi III Hal.96
Titik Beku
-
-
Kelarutan
-
-
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
FI Edisi III Hal.96

IV.             METODA
A.    Formula


R / Ibuprofen              100mg
       CMC Na                 0,5%
     Natrium benzoate 5mg
    Sirup simplex           1,5 ml
    Essens leci                qs.
    Aqua                    ad 300 ml
 
 







B.     Perhitungan dan Penimbangan
    Perhitungan
1.)    Ibuprofen 100mg = 100mg / 5ml x 300mg = 6000 mg
2.)    CMC Na 0,5% = 0,5% x 300 ml = 1,5 gram
3.)    Air CMC Na = 20 x 1,5 gram = 30 ml
4.)    Na.Benzoat 5mg = 5mg / 5ml x 300 ml =  300 mg
5.)    Sir.simplex 1,5 ml = 1,5 ml / 5ml x 300 ml = 90 ml
6.)    Essensi leci 2 tetes x 5 = 10 tetes
7.)    Aqua ad 300 ml
Penimbangan
No
Nama Obat
Penimbangan
1.
Ibuprofen
6000 mg
2.
CMC Na
1,5gram
3.
Natrium Benzoat
300 mg
4.
Sirupus Simplex
90 ml
5.
Essensi leci
10 tetes
6.
Aquadest
Ad 300 ml

C.     Alat dan Bahan
No.
Alat
Bahan
1.
Timbangan
Ibuprofen
2.
Anak Timbangan
CMC Na
3.
Sendok tanduk
Natrium Benzoat
4.
Beaker Glass
Sirupus Simplex
5.
pH meter universal
Essensi leci
6.
Kertas Perkamen
Aquadest
7.
Batang pengaduk

8.
5 buah Botol 60 ml

9.
Lumpang dan alu

10.
Pipet plastic

11.
Gelas Ukur 100ml

12.
Pipet filler

13.
Piknometer

14.
Viscometer


D.    Prosedur Pembuatan
1.)    Kalibrasi botol
2.)    Timbang semua bahan obat
3.)    Masukkan CMC Na kedalam beaker glass tambahkan aquadest sebanyak 30 ml lalu lebur diatas waterbath
4.)    Masukkan CMC Na yang sudah terbentuk kedalam ibuprofen lalu gerus ad homogen
5.)    Tambahkan sirupus simplex sedikit demi sedikit lalu gerus ad homogen
6.)    Lalu lebur diatas waterbath sampai tidak ada gumpalan
7.)    Larutkan essensi leci ad larut
8.)    Sesudah dilebur lalu tambahkan essensi leci lalu aduk ad homogen
9.)    Masukkan ke tiap-tiap botol
10.)            Lalu tambahkan aquadest ad garis tanda

E.     EVALUASI
NO
Evaluasi dan prosedur evaluasi
1.
Organoleptis
Diamati apakah suspensi yang dibuat sudah sesuai dengan standar elixir yaitu berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap
2.

3.
Densitas ( bobot jenis )
Dilakukan denganmenggunakan piknometer
4.
Viskositas
1.      Diisi tabung Ostwald dengan air
2.      Air harus setengah, dengan batuan pipet filler dan air harus menyentuh garis pertama / garis paling atas
3.      Setelah itu lepaskan pipet filler ad air turun ke garis kedua
4.      Catat waktu air ad turun dengan stopwatch
5.      Isi tabung dengan sampel
6.      Sampel harus setengah, dengan batuan pipet filler dan sampel  harus menyentuh garis pertama / garis paling atas
7.      Setelah itu lepaskan pipet filler ad sampel turun ke garis kedua
8.      Catat waktu sampel ad turun dengan stopwatch
5.
Evaluasi PH Universal
Evaluasi pH menggunakan alat pH universal ,dengan cara oleskan suspense bufen pada strip pH meter kemudian dibersihkan lalu dicocokan warnanya dengan  tingkat warna pH meter universal.
6
 Evaluasi laju sedimentasi
Kecepatan pengendapan dari partikel-partikel suspensi
7.
Evaluasi volume sedimentasi
Perbandingan dari volume endapan yg terjadi terhadap volume awal dari suspense sebelum mengendap setelah suspense didiamkan.
8.
Evaluasi waktu redispersi
Dengan cara mengocok sediaan dalam wadahnya atau menggunakan pengocok mekanik atau tangan.suspensi didiamkan hingga mengendap kemudian masing-masing suspense dikocok homogeny dan dicatat waktunya.kemampuan redispersi baik bila suspense telah terdispersi sempurna dengan pengocokan dalam waktu maksimal 30 menit atau dengan tangan maksimum 15 kali pengocokan.

 V. PEMBAHASAN
pada saat pembuaan suspensi ibuprofen tidak ada kendala akan tetapi setelah penyimpanan selama seminggu maka terjadilah bau tengik pada suspensi kami