Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiran
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat ,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semi Solid Dan Liquid
ini,yaitu “Gel Nataren” Dan kami juga berterima kasih kepada Ibu Dra Yetri
Elisya Farm.,Apt dan Ibu Indri Astuti H,S.Si,Apt selaku Dosen mata kuliah
Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semi
Solid Dan Liquid yang telah
membimbing kami.
Kami sangat berharap Laporan ini
dapat berguna dan dimengerti. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
laporan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, Kami berharap
adanya kritik,saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya dan juga bermanfaat,sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan terima
kasih.
Jakarta
, 2015
penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................ 1
Daftar
Isi .................................................................................................... 2
I.Tujuan
Percobaan ..................................................................................... 3
II.Latar
Belakang :
a. Teori................................................................................................... 3
b. Prinsip................................................................................................ 6
c. Zat
Aktif............................................................................................. 7
III.Preformulasi
dan permasalahan farmasetik
a. Preformulasi
Zat Aktif....................................................................... 7
b. Permasalahan
Farmasetik.................................................................. 7
c. Preformulasi
zat tambahan................................................................. 8
IV.Metoda
a. Formula.............................................................................................. 9
b. Perhitungan
dan Penimbangan......................................................... 10
c. Alat
dan Bahan…………………………………………………………...11
d. Prosedur
Pembuatan……………………………………………………...11
e. Evaluasi…………………………………………………………………..11
V.Pembahasan…………………………………………………………………..13
VI.Kesimpulan………………………………………………………………….14
VII.Daftar
Pusaka……………………………………………………………….14
VIII.Etiket
……………………………………………………………………...15
I.
Tujuan
percobaan
1. Mahasiswa
mampu membuat sediaan gel Nataren dengan
baik dan benar.
2. Mahasiswa
mampu mengevaluasi sediaan gel Nataren (Uji Organoleptik, Uji Homogenitas , Uji pH
,Uji Daya Sebar, Uji Aseptabilitas sediaan dan Uji Daya lekat
3. Mahasiswa
mampu membuat kemasan sediaan gel Nataren
II.
Latar
Belakang
A.
Teori
Dasar
Menurut
Farmakope Indonesia edisi IV, gel kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semipadat
terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Menurut
Formularium Nasional, gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang
dibuat dari zarah kecil senyawa anorganik atau makromolekul senyawa
organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan.
Menurut
Ansel,
gel di definisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu
dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang terkecil atau molekul
organik yang besar dan saling diresapi cairan.
Penggolongan Gel
a. Berdasarkan sifat Fasa koloid
Gel anorganik, contoh : bentonit
magma
Gel organik, pembentuk gel berupa
polimer
b.
Berdasarkan sifat pelarut
v Hidrogel (pelarut air)
Hidrogel
pada umumnya terbentuk oleh molekul polimer hidrofilik yang saling sambung
silang melalui ikatan kimia atau gaya kohesi seperti interaksi ionik, ikatan
hidrogen atau interaksi hidrofobik. Hidrogel mempunyai biokompatibilitas yang
tinggi sebab hidrogel mempunyai tegangan permukaan yang rendah dengan cairan
biologi dan jaringan sehingga meminimalkan kekuatan adsorbsi protein dan adhesi
sel; hidrogel menstimulasi sifat hidrodinamik dari
gel biological, sel dan jaringan dengan berbagai cara; hidrogel bersifat
lembut/lunak, elastis sehingga meminimalkan iritasi karena friksi atau mekanik
pada jaringan sekitarnya. Kekurangan hidrogel yaitu memiliki kekuatan mekanik
dan kekerasan yang rendah setelah mengembang. Contoh : bentonit magma, gelatin
v
Organogel (pelarut bukan
air / pelarut organic )
Contoh : plastibase (suatu polietilen dengan BM rendah yang
terlarut dalam minyak mineral dan didinginkan secara shock cooled),
dan dispersi logam stearat dalam minyak.
v
Xerogel
Gel yang telah padat dengan konsentrasi pelarut yang rendah
diketahui sebagai xerogel. Xerogel sering dihasilkan oleh evaporasi pelarut,
sehingga sisa – sisa kerangka gel yang tertinggal. Kondisi ini dapat
dikembalikan pada keadaan semula dengan penambahan agen yang mengimbibisi, dan
mengembangkan matriks gel. Contoh : gelatin kering, tragakan ribbons dan acacia
tears, dan sellulosa kering dan polystyrene.
c.
Berdasarkan jenis fase terdispersi
a.
Gel sistem dua fase
Dalam sistem dua fase, jika ukuran
partikel dari fase terdispersi relatif besar , massa gel kadang-kadang
dinyatakan sebagai magma misalnya magma bentonit. Baik gel maupun magma dapat
berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada
pengocokan. Sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin
homogenitas.
b. Gel sistem fase tunggal
Gel fase tunggal terdiri dari
makromolekul organik yang tersebar sama dalam suatu cairan sedemikian hingga
tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan.
Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik misalnya karboner atau
dari gom alam misanya tragakan.
Keuntungan dan kerugian menurut Lachman,1994 :
1. Keuntungan sediaan gel
Untuk
hidrogel: efek pendinginan pada kulit saat digunakan, penampilan sediaan yang
jernih dan elegan, pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film
tembus pandang, elastis, mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik,
kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
2. Kerugian sediaan gel
Untuk hidrogel: harus menggunakan
zat aktif yang larut di dalam air sehingga diperlukan penggunaan peningkat
kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan
temperatur, tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat,
kandungan surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.
Kegunaan Gel
1. Gel merupakan suatu sistem yang
dapat diterima untuk pemberian oral,
dalam bentuk sediaan yang tepat, atau sebagai kulit kapsul yang dibuat
dari gelatin dan untuk bentuk sediaan obat long–acting yang diinjeksikan secara
intramuskular.
2. Gelling agent biasa digunakan
sebagai bahan pengikat pada granulasi tablet,bahan pelindung koloid pada
suspense, bahan pengental pada sediaan cairan oral dan basis suppositoria.
3. Untuk kosmetik gel, gel telah
digunakan dalam berbagai produk kosmetik, termasuk pada shampo, parfum, pasta
gigi, kulit dan sediaan perawatan rambut.
4. Gel dapat digumakan untuk obat yang
diberikan secara topical ( non steril ) atau dimasukkan kedalam tubuh atau mata
( gel steril )
Syarat-syarat
sediaan gel
,menurut Formularium Nasional, halaman 315
1. Memiliki Viskositas dan daya lekat
tingg,tidak mudah mengalir pada permukaan kulit
2. Memiliki sifat tiksotropi,mudah
merata bila dioleskan
3. Memiliki derajat kejernihan tinggi
(efek estetika)
4. Tidak meninggalkan bekas atau hanya
berupa lapisan tipis seperti film saat pemakaiannya
5. Mudah tercucikan dengan air
6. Daya lubrikasi tinggi
7. Memberikan rasa lembut dan sensasi
dingin saat digunakan
Sifat dan
karakteristik gel
1. Swelling
Gel dapat mengembang
karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorbsi larutan sehingga terjadi
pertambahan volume. Pelarut
akan berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi
antara pelarut dengan gel. Pengembangan gel kurang sempurna bila terjadi ikatan
silang antar polimer di dalam matriks gel yang dapat menyebabkan
kelarutan komponen gel berkurang.
2. Sineresis
Suatu proses yang terjadi akibat
adanya kontraksi di dalam massa gel. Cairan
yang terjerat akan keluar dan berada di atas permukaan gel. Pada waktu
pembentukan gel terjadi tekanan yang elastis, sehingga terbentuk massa gel yang tegar. Mekanisme terjadinya kontraksi
berhubungan dengan fase relaksasi akibat adanya tekanan elastis pada saat
terbentuknya gel. Adanya perubahan pada ketegaran gel akan mengakibatkan jarak
antar matriks berubah, sehingga memungkinkan cairan bergerak menuju permukaan.
Sineresis dapat terjadi pada hidrogel maupun
organogel.
3. Efek Suhu
Efek suhu mempengaruhi struktur gel.
Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur tapi dapat juga pembentukan
gel terjadi setelah pemanasan hingga suhu tertentu. Polimer separti MC, HPMC,
terlarut hanya pada air yang dingin membentuk larutan yang kental. Pada
peningkatan suhu larutan tersebut membentuk gel. Fenomena pembentukan gel atau
pemisahan fase yang disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation.
4. Efek eletrolit
Konsentrasi elektrolit yang sangat
tinggi akan berpengaruh pada gel hidrofilik dimana ion berkompetisi secara
efektif dengan koloid terhadap pelarut yang ada dan koloid digaramkan
(melarut). Gel yang tidak terlalu hidrofilik dengan konsentrasi elektrolit
kecil akan meningkatkan rigiditas gel dan mengurangi waktu untuk menyusun diri
sesudah pemberian tekanan geser. Gel Na-alginat akan segera mengeras dengan
adanya sejumlah konsentrasi ion kalsium yang disebabkan karena terjadinya
pengendapan parsial dari alginat sebagai kalsium alginat yang tidak larut.
5. Elastisitas dan rigiditas
Sifat ini merupakan
karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa, selama transformasi dari
bentuk sol menjadi gel terjadi peningkatan elastisitas dengan peningkatan
konsentrasi pembentuk gel. Bentuk struktur gel resisten terhadap perubahan atau
deformasi dan mempunyai aliran viskoelastik. Struktur gel dapat bermacam-macam
tergantung dari komponen pembentuk gel.
6. Rheologi
Larutan
pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang terflokulasi memberikan
sifat aliran pseudoplastis yang khas, dan menunjukkan jalan aliran non – Newton
yang dikarakterisasi oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju aliran.
Bahan Tambahan
a.
Pengawet
Meskipun beberapa basis
gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi semua gel mengandung banyak air sehingga
membutuhkan pengawet sebagai anti mikroba. Dalam pemilihan pengawet harus
memperhatikan inkompatibilitas dengan gelling agent.
b.
Penambahan bahan higroskopis
Bertujuan untuk mencegah
kehilangan air. Contohnya gliserol,propilengglikol, sorbitol dengan konsentrasi
10-20%
c.
Chelating agent
Bertujuan untuk mencegah
basis dan zat yang sensitive terhadap logam berat.
Dasar gel yang umum digunakan.
1. Dasar
gel hidrofobik
Dasar
gel hidrofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik, bila ditambahkan
ke dalam fase pendispersi, hanya sedikit sekali interaksi antara kedua fase.
Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik tidak secara spontan
menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur yang khusus (Ansel, C .1989)
2. Dasar
gel hidrofilik
Dasar
gel hidrofilik umumnya terdiri dari molekul-molekul organik yang besar dan
dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi. Istilah
hidrofilik berarti suka pada pelarut. Umumnya daya tarik menarik pada pelarut
dari bahan-bahan hidrofilik kebalikan dari tidak adanya daya tarik menarik dari
bahan hidrofobik. Sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih besar
(Ansel, 1989). Gel hidrofilik umummnya mengandung komponen bahan pengembang, air,
humektan dan bahan pengawet (Voigt. 1994)
B.
Prinsip
Natrium diklofenak dengan jalan menghambat
enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
C.
Zat aktif
Penggunaan
Natrium diklofenak adalah golongan obat non steroid
dengan aktivitas anti inflamasi, analgesik dan antipiretik.
Farmakologi
Natrium diklofenak adalah golongan
obat non steroid dengan aktivitas anti inflamasi ,analgetik dan antipiretik
.dan juga mempunyai kemampuan melawan COX -2 lebih baik dibandingkan dengan
indometasin,naproxen,atau beberapa NSAIA lainnya.Sebagai tambahan,diklofenak
dapat mereduksi konsentrasi intraselular dari AA bebas dalam leukosit yang
kemungkinan dengan merubah pelepasan atau pengambilannya. ( GG Ed.11,Hal 698)
Dosis
Dewasa
Nyeri sendi bagian bawah
(lutut,pergelangan kaki,kaki) karena osteoarthritis 4g gel 4xsehari.Nyeri sendi
bagian atas (siku,pergelangan tangan,tangan) karena osteoarthritis 2g gel
4xsehari.
III.
Preformulasi dan Permasalahan Farmasetika
A. Preformulasi Zat aktif
Nama
Zat aktif
|
Natrium Diklofenak
|
Sumber
|
Struktur
|
FI IV Halaman 1405
|
|
Rumus molekul
|
FI IV Halaman 1405
|
|
Berat molekul
|
318,1
|
FI IV Halaman 1405
|
Pemerian
|
Berwarna putih atau sedikit kekuningan, serbuk
kristal, sedikit higroskopik, mudah larut dalam air, larut dalam
metanol, larut dalam alkohol, sedikit larut dalam aseton, tidak larut
dalam eter.
|
FI IV Halaman 1405
|
Titik Lebur
|
284oC
|
FI IV Halaman 1405
|
Kelarutan
|
Mudah larut dalam methanol,larut dalam etanol,agak
sukar larut dalam air ,praktis larut dalam klorofrom dan dalam eter
|
FI IV Halaman 1405
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah kedap dan tertutup rapat
|
FI IV Halaman 1405
|
B. Permasalahan
Farmasetik
Permasalahannya di air yang untuk melarutkan
carbopol banyak maka hasil yang diperoleh adalah gel sedikit encer.
C. Preformulasi Zat Tambahan
Nama
Zat aktif
|
PROPILENGGLIKOL
|
Sumber
|
Struktur
|
-
|
FI IV Halaman 712
|
Rumus molekul
|
CH3CH(OH)CH2OH
|
FI IV Halaman 712
|
Berat molekul
|
76,09
|
FI IV Halaman 712
|
Pemerian
|
Cairan kental, jernih,tidak berwarna ,rasa khas,
praktis tidak berbau, menyerap air
pada udara lembab.
|
FI IV Halaman 712
|
Titik Lebur
|
-
|
FI IV Halaman 712
|
Kelarutan
|
Dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan
dengan kloroform, larut dalam eter dan beberapa minyak essensial tetapi tidak
dapat bercampur dengan minyak lemak
|
FI IV Halaman 712
|
Penyimpanan
|
wadah tertutup
rapat, terlindung dari cahaya , sejuk dan kering.
|
FI IV Halaman 712
|
Nama
Zat aktif
|
TRIETANOLAMINUM
|
Sumber
|
Sinonim
|
Daltogen, TEA, Tealan, trietilolamin, trihidroksitrietilamin,
tris(hidroksi)etilamin
|
FI Edisi
IV Halaman.1203
|
Pemerian
|
cairan tidak
berwarna, berbau kuat amoniak
|
FI Edisi
IV Halaman.1203
|
Titik
Beku
|
-
|
-
|
Kelarutan
|
sukar larut
dalam air, dapat bercampur dengan etanol, dengan eter dan dengan air mendidih
|
FI Edisi
IV Halaman.1203
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik
|
FI Edisi
IV Halaman.1203
|
Nama
Zat aktif
|
ETHANOL
|
Sumber
|
Struktur
|
-
|
-
|
Rumus molekul
|
C2H5OH
|
Martindale 30th edition halaman
783
|
Berat molekul
|
46,07
|
Martindale 30th edition halaman 783
|
Pemerian
|
Cairan
mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar
pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu
78ºC dan mudah terbakar.
|
Martindale 30th edition halaman 783
|
Konsentrasi
|
60-90 %.
|
Martindale 30th edition halaman
783
|
Kelarutan
|
bercampur dengan air dan
praktis bercampur dengan semua pelarut organik
|
Martindale 30th edition halaman
783
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup rapat
|
Martindale 30th edition halaman
783
|
Nama Zat aktif
|
Methylis Paraben (Nipagin)
|
Sumber
|
Struktur
|
FI IV Halaman 55
|
|
Rumus molekul
|
C8H8O3
|
FI IV Halaman 55
|
Berat molekul
|
152,15
|
FI IV Halaman 55
|
Pemerian
|
Hablur kecil,tidak berwarna atau serbuk
hablur,putih,tidak berbau atau berbau khas lemah ,mempunyai sedikit rasa
terbakar.
|
FI IV Halaman 55
|
Titik Beku
|
Titik beku campuran kering asam lemak antara
|
FI IV Halaman 55
|
Kelarutan
|
Sukar Larut dalam air,dalam benzene dan dalam
karbon tetraklorida ,mudah larut dalam etanol dan eter
|
FI IV Halaman 55
|
Konsentrasi
|
0,02% – 0,3%
|
Handbook of pharmaceutical
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik
|
FI IV halaman 55
|
Nama
Zat aktif
|
Carbopol / Carbomer
|
Sumber
|
Pemerian
|
Putih ,lembut,higrokopis,bau
khas
|
Handbook of pharmaceutical hal
111
|
Titik
lebur
|
Handbook of pharmaceutical hal
111
|
IV.
METODA
A. FORMULA
R/ Natrium Diklofenak 1%
Mf.gel 20
gram
SUE
Basis Gel :
Carbopol 1%
TEA 2%
Metil paraben 0,3%
Ethanol 16%
Propilengglikol 1,038%
Aquadest
Carbopol
sebagai gelling agent kuat (Handbook of pharmaceutical excipient Hal 111-113)
TEA
(Trietanolamin )sebagai gelling agent. Konsentrasi 2-4% (Handbook of
pharmaceutical excipient Hal 794-795)
Metil Paraben merupakan kombinasi
sinergis yang dapat memperluas spektrum anti-mikroba (Handbook Of Pharmaceutical
Excipient Hal 466-467).
Propilengglikol Digunakan untuk
melarutkan pengawet (metil paraben dan propil paraben) sekaligus dapat
meningkatkan penetrasi.(Handbook Of Pharmaceutical Excipient Hal 624-625)
Etanol Digunakan untuk melarutkan
zat aktif dan meningkatkan penetrasi(Handbook Of Pharmaceutical Excipient Hal
629-631).
Aquadest Digunakan untuk melarutkan gelling
agent. (Handbook Of Pharmaceutical Excipient Hal 18-19)
B. Perhitungan
Dan Penimbangan Bahan
PERHITUNGAN
1. Natrium
Diklofenak 1% =
2. Basis
Gel = 120 -1,2 = 118,8 g
v Carbopol
1% =
v 
TEA
2% =
2ml + 
v Metil
paraben 0,3% =
v Ethanol
16% =
v Propilengglikol
1,038% =
v Aquadest
=118,8 – (1,188 + 2,376 + 0,3564 + 19,008 + 1,233)
94
ml+ 
PENIMBANGAN
No
|
Nama Obat
|
Penimbangan
|
Khasiat
|
Acc
|
1.
|
Natrium Diklofenak
|
1,2
gram
|
Anti
inflamasi
|
|
2.
|
Carbopol
|
1,188
gram
|
gelling agent
|
1,190 gram
|
3.
|
Trietanolamin
|
2ml+21,056tts
|
Zat
tambahan
|
2ml + 21 tts
|
4.
|
Ethanol
|
19,008
gram
|
netralizing agent
|
19 gram
|
5.
|
Metil Paraben
|
0,3564
gram
|
Zat
Pengawet
|
0,360 gram
|
6.
|
Propilengglikol
|
1,233
gram
|
Zat
tambahan
|
1,230 gram
|
7.
|
Aquadest untuk carbopol
|
70
ml
|
Pelarut
|
|
8.
|
Aquadest
|
24ml+12,772tts
|
Pelarut
|
C. Alat
Dan Bahan
NO
|
Alat
|
Bahan
|
1
|
Timbangan
|
Natrium Diklofenak
|
2
|
Anak
Timbangan
|
Carbopol
|
3
|
Sendok
tanduk
|
Trietanolamin
|
4
|
Beaker
Glass
|
Ethanol
|
5
|
pH
meter universal
|
Propilengglikol
|
6
|
Kertas
Perkamen
|
Metil Paraben
|
7
|
Batang
pengaduk
|
Aquadest
|
8
|
Pot
plastic
|
|
9
|
Objek
Glass
|
|
10
|
Pipet
plastic
|
|
11
|
Gelas
Ukur
|
|
12
|
Tube
|
|
13
|
Sudip
|
|
14
|
Waterbath
|
|
15
|
Stopwatch
|
D. Prosedur
Pembuatan
1. Setarakan
Timbangan
2. Timbang
Semua Bahan Obat
3. Masukan
carbopol kedalam beaker glass dan tambahkan air 70 ml lalu letakkan diatas
waterbath kemudian aduk dengan batang pengaduk sampai mengembang dan larut (M1)
4. Masukkan
metil paraben kedalam beaker glass dan tambahkan air panas dan Trietanolamin yg
sudah diukur dengan gelas ukur lalu aduk (M2)
5. Masukkan
M2 ke M1 yang sudah dingin lalu aduk dengan batang pengaduk
6. Masukkan
natrium diklofenak dan ethanol ke M1 lalu aduk ad homogen
7. Masukkan
Propilengglikol kedalam M1 lalu aduk ad homogen
8. Lalu
masukkan kedalam tube
E. EVALUASI
No
|
Evaluasi dan prosedur evaluasi
|
1.
|
Organoleptis
Merupakan
pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui estetika dari sediaan krim dengan
menggunakan bantuan indera.
Meliputi
:Bau,Rasa pada kulit,Tekstur/Bentuk dan warna
|
2.
|
Uji
Homogenitas
Caranya oleskan Gel Nataren diatas
objek glass,lalu ratakan dan amati homogenitas
bahan aktif dalam basis
|
3.
|
Evaluasi
pH
Evaluasi pH
menggunakan alat pH meter universal ,dengan cara oleskan Gel Nataren pada strip pH meter kemudian dibersihkan
lalu dicocokan warnanya dengan tingkat
warna pH meter universal.
|
4.
|
Evaluasi
Daya Sebar
Diartikan
sebagai kemampuan menyebar gel pada kulit.Dengan cara mengambil sedikit Gel
Nataren kemudian diletakkan ke objek glass dan tutup, setelah
di ukur dan di amati diameternya.
|
5.
|
Uji
aseptabilitas sediaan
Dilakukan dikulit dengan cara
mengambil sedikit Gel Nataren kemudian oleskan ditangan sampai merata lalu
rasakan kelembutan dari gel itu sendiri setelah itu dicuci dengan air .
|
6.
|
Daya
Lekat
Bertujuan untuk mengetahui waktu
yang dibutuhkan oleh gel untuk melekat pada kulit, berhubungan dengan lama
daya kerja obat.
|

Tidak ada komentar:
Posting Komentar