Jumat, 13 Oktober 2017

Laporan Farmasetik pasta



Kata pengantar

            Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat ,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semi Solid Dan Liquid ini,yaitu “Pasta Ac zinci” Dan kami juga berterima kasih kepada Ibu Dra Yetri Elisya Farm.,Apt dan Ibu Indri Astuti H,S.Si,Apt selaku Dosen mata kuliah Laporan Praktikum  Teknik Sediaan Semi Solid Dan Liquid  yang telah membimbing  kami.
            Kami sangat berharap Laporan ini dapat berguna dan dimengerti. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, Kami berharap adanya kritik,saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
            Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan juga bermanfaat,sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan terima kasih.

                                                                                                Jakarta , April     2015

                                                                                                            Penyusun











DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ 1
Daftar Isi  .................................................................................................... 2
I.Tujuan Percobaan ..................................................................................... 3
II.Latar Belakang :
a.     Teori................................................................................................... 3
b.     Prinsip................................................................................................ 7
c.      Zat Aktif............................................................................................. 7
III.Preformulasi dan permasalahan farmasetik
a.     Preformulasi Zat Aktif....................................................................... 8
b.     Permasalahan Farmasetik.................................................................. 8
c.      Preformulasi zat tambahan................................................................. 9
IV.Metoda
a.     Formula………………………………………………………………….10
b.     Perhitungan dan Penimbangan......................................................... 11
c.      Alat dan Bahan…………………………………………………………...11
d.     Prosedur Pembuatan……………………………………………………...11
e.      Evaluasi…………………………………………………………………..12
V.Pembahasan…………………………………………………………………..12
VI.Kesimpulan………………………………………………………………….13
VII.Daftar Pusaka……………………………………………………………….13
VIII.Etiket ……………………………………………………………………...14






I.                  Tujuan percobaan
1.      Mahasiswa mampu membuat sediaan gel Naltaren  dengan baik dan benar.
2.      Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan gel Naltaren  (Uji Organoleptik, Uji  Homogenitas , Uji pH ,Uji Daya Sebar, Uji Aseptabilitas sediaan dan Uji Daya lekat
3.      Mahasiswa mampu membuat kemasan sediaan gel Naltaren
II.               Latar Belakang
A.   Teori Dasar
Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung  satu atau lebih bahan obatyang ditunjukan untuk pemakaian (Topikal) luar
Menurut buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief, Apt Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena merupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau pelindung.
Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 , Pasta adalah sediaan berupa masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik, atau pelindung.
Menurut farmakope Indonesia edisi ke-4 , Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical.
Menurut DOM, Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkan dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% atau lebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadi aliran dilatan.
Menurut Scoville’s , Pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan.
Menurut Prescription, Pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain. Pasta biasanya sangat kental atau kaku dan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi.
Secara umum pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung  satu atau lebih bahan obat yang digunakan secara topikal. Biasanya mengandung serbuk sampai 50% hingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep. Pasta tidak melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah dimana pasta digunakan.
Macam-macam Pasta
1.      Pasta berlemak adalah : suatu salep yang mengandung lebih dari 50 % zat padat (serbuk)
2.      Pasta kering adalah : suatu pasta bebas lemak mengandung 60 % zat padat (serbuk).Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis ichthanolum atau tumenol ammonim zat ini akan menjadikan pasta menjadi encer.
3.      Pasta pendingin : merupakan campuran minyak lemak dan cairan berair , contohnya salep tiga dara.
Karakteristik Pasta
1.      Daya adsorbs pasta lebih besar
2.      Sering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian, sehingga cocok untuk luka akut.
3.      Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
4.      Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
5.      Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
6.      Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
7.      Memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 %- 50 %


Kelebihan Pasta
1.      Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan tendensi mengeluarkan cairan
2.      Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja local
3.      Konsentrasi lebih kental dari salep
4.      Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep
Kekurangan Pasta
1.      Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
2.      Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis
3.       Dapat menyebabkan iritasi kulit
Cara absorbsi Pasta
1.     Penetrasi
Penetrasi pasta ke dalam kulit dimungkinkan melalui dinding folikel rambut. Apabila kulit utuh maka cara utama untuk penetrasi masuk umumnya melalui lapisan epidermis lebih baik dari pada melalui folikel rambut atau kelenjar keringat. Absorpsi melalui epidermis relatif lebih cepat karena luas permukaan epidermis 100 sampai 1000 kali lebih besar dari rute lainnya Stratum korneum, epidermis  yang utuh, dan dermis merupakan lapisan penghalang penetrasi obat ke dalam kulit. Penetrasi ke dalam kulit ini dapat terjadi dengan cara difusi melalui penetrasi transeluler (menyeberangi sel), penetrasi interseluler (antar sel), penetrasi  transepidageal (melalui folikel rambut, keringat, dan perlengkapan pilo sebaseus)
2.     Disolusi
Disolusi didefinisikan sebagai tahapan dimana pasta mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya atau suatu proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut dalam pelarut. Dalam sistem  biologis pelarut obat dalam media aqueous merupakan bagian penting sebelum kondisi absorpsi sistemik. Supaya partikel  padat terdisolusi molekul solut pertama-tama harus memisahkan diri dari permukaan padat, kemudian bergerak menjauhi permuk aan memasuki pelarut.
3.      Difusi
Difusi adalah suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa oleh gerakan molekul secara acak dan berhubungan dengan adanya perbedaan konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas, misalnya membran polimer. Difusi pasif merupakan bagian terbesar dari proses trans-membran bagi umumnya obat. Tenaga pendorong untuk difusi pasif ini adalah perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel. Menurut hukum difusi Fick, molekul obat berdifusi dari daerah dengan konsentrasi obat tinggi ke daerah konsentrasi obat rendah
Basis atau pembawanya
Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu:
a.       Basis Hidrokarbon
Karakteristik:
1.)    Tidak diabsorbsi oleh kulit
2.)    Inert
3.)    Tidak bercampur dengan air
4.)    Daya adsorbsi air rendah
5.)    Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan absorbsi obat melalui kulit.  Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin,  Paraffin substitute, paraffin ointment.  Contoh : vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment
b.      Basis Absorbsi
Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.Terbagi :  Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi  emulsi air dalam minyak Terdiri atas : Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol. Dan  Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.


c.       Larut Air
Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian sediaan pasta.
d.      Air-misibel ,misalnya salep beremulsi

B.   Prinsip
Acidum salicylicum mempunyai sifat keratolitik, yang dapat melunakkan kulit sehingga dapat membantu penyerapan obat lain dan fungisida yang lemah
C.   Zat aktif
Penggunaan
obat ini diindikasikan untuk menghaluskan kulit dan mengandung anti septic  kulit yang berguna untuk mencegah infeksi dari bakteri.
Farmakologi
Secara luas, asam salisilat digunakan sebagai agen keratolitik.selain itu asam salisilat memiliki efek komedolitik dan anti inflamasi .asam salisilat merupakan zat paling efektif dalam efek komedolitiknya dibandingkan senyawa hidroksi lainnya .penggunaan asam salisilat dapat meningkatkan penetrasi senyawa lain dan pada konsentrasi rendah memiliki efek bakteriostatika dan fungistatik.asam salisilat larut dalam lemak dan dapat penetrasi kedalam folikel sebumladen lebih cepat dibandingkan senyawa hidroksi lainnya yang larut dalam air.
Dosis
Untuk pemakaian topical 1-2% dalam larutan alcohol ,sebagai agen antiseptic,antiparasit,dan keratolitik 2-5% dalam sediaan serbuk .sebagai keratolik yang kuat hingga 20%.asam salisilat bekerja efektif sebagai agen keratolik pada konsentrasi 3-6% pada konsentrasi lebih dari 6% dapat menyebabkan kerusakan jaringan,dengan batas diatur jumlah dan frekuensinya .asam salisilat biasanya digunakan dua sampai tiga kali sehari pada konsentrasi 2% sampai 10%.

III.           Preformulasi dan Permasalahan Farmasetika
A.   Preformulasi Zat Aktif
Nama Zat aktif
Acidum Salicylicum
Sumber
Struktur

                              COOH

                                         OH





FI IV Halaman 51
Rumus molekul
C7H6O3
FI IV Halaman 51
Berat molekul
138,12

Pemerian
Hablur putih;biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk hablur halus putih ;rasa agak manis ,tajam dan stabil diudara.benyuk sintesis warna putih dan tidak berbau

Titik Lebur
Antara 158,5 0 dan 1610

Kelarutan
Sangat sukar larut dalam air dan dalam benzene;mudah larut dalam ethanoldan dalam eter ,larut dalam air mendidih ;agak sukar larut dalam kloroform

Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat ,tidak tembus cahaya


B.   Permasalahan Farmasetik
Permasalahan farmasetik
1.)    Asam salisilat tidak bias diberikan tunggal secara langsung untuk member efek terapi yang nyaman
2.)    Sediaan yang dibuat adakah pasta yang diberikan secara topical sehingga harus diabsorbsi oleh kulit agak terasa efek terapi asam salisilat
Penyelesaian Masalah
1.)    Asam salisilat dibuat dalam bentuk sediaan pasta dengan penambahan basis dan zat tambahan pada asam salisilat
2.)    Agar pasta dapat diabsorbsi oleh kulit,maka perlu ditambahkan amylum tritici (sebagai pengabsorpsi)



C.   Preformulasi Zat Tambahan
Nama Zat aktif
Zinci Oxydum
Sumber
Rumus molekul
ZnO
FI IV Halaman 835
Berat molekul
81,38
FI IV Halaman 835
Pemerian
Serbuk amorf,sangat halus,putih atau putih kekuningan ;tidak berbau;lambat laun menyerap karbon dioksida dari udara.
FI IV Halaman 835
Khasiat
Antiseptikum local
FI IV Halaman 835
Kelarutan
Tidak larut dalam air dan dalam ethanol ; larut dalam asam encer
FI IV Halaman 835
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya
FI IV Halaman 835

Nama Zat aktif
Amylum Tritici / pati gandum
Sumber
Pemerian
Serbuk halus,kadang –kadang berupa gumpalan kecil ;putih;tidak berbau ;tidak berasa
FI IV Halaman 109
Khasiat
Zat tambahan ,sebagai pengabsorbsi
FI IV Halaman 109
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air dingin dan ethanol
FI IV Halaman 109
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya
FI IV Halaman 109

Nama Zat aktif
Vaselin Flavum / vaselin kuning
Sumber
Pemerian
Massa seperti lemak,kekuningan hingga amber lemah;berfluoresensi sangat lemah walaupun setelah melebur .dalam lapisan tipis transparan ,tidak atau hamper berbau dan berasa kecil;putih;tidak berbau;tidak berasa
FI IV Halaman 823
Khasiat
Zat tambahan ,sebagai dasar salep hidrokarbon
FI IV Halaman 823
Kelarutan
Tidak larut dalam air;mudah larut dalam benzene
FI IV Halaman 823
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya
FI IV Halaman 823


Nama Zat aktif
ETHANOL
Sumber
Struktur
-

Rumus molekul
C2H5OH
Martindale 30th edition halaman 783
Berat molekul
46,07
Martindale 30th edition halaman 783
Pemerian
Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78ºC dan mudah terbakar.
Martindale 30th edition halaman 783
Konsentrasi
60-90 %.
Martindale 30th edition halaman 783
Kelarutan
bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik
Martindale 30th edition halaman 783
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat
Martindale 30th edition halaman 783

Nama Zat aktif
Methylis Paraben (Nipagin)
Sumber
Struktur
      HO                      

FI IV Halaman 55
Rumus molekul
C8H8O3
FI IV Halaman 55
Berat molekul
152,15
FI IV Halaman 55
Pemerian
Hablur kecil,tidak berwarna atau serbuk hablur,putih,tidak berbau atau berbau khas lemah ,mempunyai sedikit rasa terbakar.
FI IV Halaman 55
Titik Beku
Titik beku campuran kering asam lemak antara
FI IV Halaman 55
Kelarutan
Sukar Larut dalam air,dalam benzene dan dalam karbon tetraklorida ,mudah larut dalam etanol dan eter
FI IV Halaman 55
Konsentrasi
0,02% – 0,3%
Handbook of pharmaceutical
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
FI IV halaman 55

IV.           Metoda
A.    Formula
R/ Pasta Asam salisilat seng 120 g
    Methyl Paraben 0,2%
Pasta asam salisilat terdapat di Formularium Nasional edisi 3 halaman 14 tahun 1978, yang berisi:
1.)    Acidum salicylicum 200mg
2.)    Zinci oxydum 2,5 gram
3.)    Amylum tritici 2,5 gram
4.)    Vaselin flavum hingga 10 gram

B.     Perhitungan dan penimbangan
Perhitungan
1.)    Acidum salicylicum 200 mg =
2.)    Zinci oxydum 2,5 gram =
3.)    Amylum Tritici 2,5 gram =
4.)    Vaselin flavum 120 – (2,4 gram + 30 gram +30 gram)=57,6 gram
5.)    Methyl paraben = 0,2% x 120 gram = 0,24 gram
Penimbangan
Nama bahan obat
Penimbangan
Acidum salicylicum
2,4 gram
Zinci oxydum
30 gram
Amylum tritici
30 gram
Vaselin flavum
57,6 gram
Methyl paraben
240 mg

C.    Alat Dan Bahan
No.
Alat
Bahan
1.
Timbangan
Acidum salicylicum
2.
Anak Timbangan
Zinci oxydum
3.
Sendok tanduk
Amylum tritici
4.
Cawan uap
Vaselin flavum
5.
pH meter universal
Methyl paraben
6.
Kertas Perkamen

7.
Lumpang dan alu

8.
Pot plastik

9.
Objek Glass

10.
Pipet plastik

11.
Ayakan b40 no.100

12.
Tube

13.
Sudip

14.
waterbath

15.
pinset


D.    Prosedur pembuatan
1.)    Setarakan Timbangan , timbang semua bahan obat
2.)    Masukkan vaselin flavum yang sudah ditimbang kedalam cawan uap lalu leburkan hingga mencair
3.)    Masukkan acidum salicylicum + etanol 95% 2-3 tetes kedalam lumpang lalu gerus tambahkan amylum tritici sedikit demi sedikit kedalam lumpang lalu gerus ad homogen
4.)    Masukkan zinci oxydum yang sudah diayak dengan pengayak b40 no.100 kedalam lumpang lalu gerus ad homogen
5.)    Masukkan sisa amylum tritici kedalam lumpang lalu gerus ad homogen (M1)
6.)    Masukkan leburan kedalam M1 lalu gerus ad homogen
7.)    Lalu timbang sebanyak 20 gram kemudian masukkan kedalam tube ,dikemas,sisanya masukkan ke pot plastik untuk evaluasi

E.     EVALUASI
No
Evaluasi dan prosedur evaluasi
1.
Organoleptis
Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui estetika dari sediaan krim dengan menggunakan bantuan indera.
Meliputi :Bau,Rasa pada kulit,Tekstur/Bentuk dan warna
2.
Uji Homogenitas

            Caranya oleskan Pasta ac zinc diatas objek glass,lalu ratakan dan amati homogenitas bahan aktif dalam basis
3.
Evaluasi pH

            Evaluasi pH menggunakan alat pH meter universal ,dengan cara oleskan pasta ac zinc pada strip pH meter kemudian dibersihkan lalu dicocokan warnanya dengan  tingkat warna pH meter universal.
4.
Evaluasi Daya Sebar

            Diartikan sebagai kemampuan menyebar pasta pada kulit.Dengan cara mengambil sedikit pasta ac zinc kemudian diletakkan ke objek glass dan tutup,  setelah  di ukur dan di amati diameternya.
5.
Uji aseptabilitas sediaan

          Dilakukan dikulit dengan cara mengambil sedikit Pasta ac zinc kemudian oleskan ditangan sampai merata lalu rasakan kelembutan dari pasta itu sendiri setelah itu  dicuci dengan air .
6.
Daya Lekat

         Bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh pasta untuk melekat pada kulit, berhubungan dengan lama daya kerja obat.
7.
Resistensi Panas

      Bertujuan untuk mempertimbangkan daya simpan pasta dalam suhu .Caranya dengan ditempatkan pada suhu yang berbeda-beda secara continue dan ditentukan tiap waktunya.

1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa - JM Hub
    Guests can 서산 출장샵 indulge in a mini-brahs, spa tub, and a 천안 출장안마 Jacuzzi. Borgata Hotel Casino & 김해 출장마사지 Spa 충청남도 출장안마 has a wide variety of activities 거제 출장안마 to satisfy your needs.

    BalasHapus